Tantangan Tembus Scopus
Jember, 11 Februari 2025 – Salah satu dosen Institut Teknologi dan Sains Mandala kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Jurnal penelitian berjudul “Earnings management behavior rural banks: The role of moral character based on religiosity” karya Ibu Nurshadrina Kartika Sari berhasil terbit di International Journal of Innovative Research and Scientific Studies untuk jurnal internasional terindeks Scopus Q2. Jurnal tersebut meneliti pengaruh karakter moral yang didasarkan pada religiositas terhadap perilaku manajemen laba di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data dari 257 direktur BPR melalui metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter moral berbasis religiositas memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku manajemen laba, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tiga komponen Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior – TPB):
- Attitude toward Behavior: Pandangan individu terhadap manajemen laba.
- Subjective Norms: Tekanan sosial yang dirasakan terkait praktik manajemen laba.
- Perceived Behavior Control: Keyakinan individu tentang kemampuannya dalam mengendalikan perilaku manajemen laba.
Menariknya, meskipun individu memiliki karakter moral yang kuat berdasarkan religiositas, mereka yang memiliki keahlian dalam kebijakan akuntansi masih mungkin terlibat dalam praktik manajemen laba. Temuan ini menunjukkan bahwa regulasi saja tidak cukup untuk mengekang perilaku tersebut; pendekatan spiritual yang menekankan integritas dan kejujuran sangat penting untuk memperkuat etika dalam praktik bisnis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa komitmen individu terhadap kejujuran dan integritas harus berasal dari keyakinan pribadi, dengan mematuhi peraturan yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan guna menciptakan lingkungan bisnis yang etis dan bermoral.
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah pentingnya pendekatan spiritual yang menekankan nilai-nilai integritas dan kejujuran dalam membina komitmen individu, selain langkah-langkah regulasi, untuk membangun lingkungan bisnis yang etis dan bermoral dalam pengelolaan pelaporan keuangan.
Menerbitkan jurnal di tingkat internasional bukanlah perjalanan yang mudah, terutama bagi seorang dosen yang harus membagi waktu antara mengajar, penelitian, dan tanggung jawab akademik lainnya. Perjalanan panjang ini penuh dengan tantangan, baik dari segi teknis maupun emosional. Namun, bagi Bu Shadrina yang akhirnya berhasil menerbitkan jurnal internasional Scopus Q2, kebanggaan dan kepuasan yang dirasakan menjadi bukti nyata dari kerja keras yang telah ia jalani.
Bu Shadrina berbagi kisahnya tentang bagaimana proses penerbitan jurnalnya yang akhirnya diterima di jurnal Scopus Q2 internasional. Bahkan ada momen di mana jurnalnya sempat ditolak oleh beberapa penerbit. “Awalnya saya sangat percaya diri dengan kualitas penelitian saya. Namun, setelah mengirimkan jurnal ke beberapa penerbit dan ditolak berkali-kali, Saya sempat mempertanyakan apakah penelitian saya cukup berharga, juga ada perasaan ingin menyerah,” lanjutnya. Namun, dengan dukungan dari kolega dan mentor, Bu Shadrina terus berusaha memperbaiki dan menyempurnakan naskahnya.
Selain tekanan akademik, faktor emosional menjadi tantangan tersendiri dalam perjalanan ini. Rasa frustrasi, stres, bahkan kehilangan kepercayaan diri sering kali muncul. “Saat menerima review dengan banyak revisi, saya merasa seperti gagal. Namun, saya mencoba untuk mengubah perspektif saya—bahwa ini adalah bagian dari proses pembelajaran,” ujarnya.
Setelah bertahun-tahun melakukan penelitian dan mengalami berbagai rintangan, akhirnya jurnal Bu Shadrina diterima oleh jurnal Scopus Q2 bergengsi. “Ketika saya menerima email penerimaan, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Semua kerja keras, begadang, dan stres yang saya alami akhirnya terbayar lunas,” katanya dengan bangga.
Keberhasilan ini bukan hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga membuka peluang lebih luas dalam dunia akademik. “Ini memberikan kepercayaan diri lebih untuk melanjutkan penelitian yang lebih besar. Saya juga berharap ini bisa menjadi motivasi bagi rekan-rekan dosen lain bahwa meskipun sulit, menerbitkan jurnal internasional itu sangat mungkin dicapai.”
Bu Shadrina menegaskan bahwa kunci utama dalam perjuangan ini adalah ketekunan dan kesabaran. “Jangan takut untuk mencoba, jangan patah semangat saat mendapat kritik, dan teruslah belajar. Semua ini adalah bagian dari proses yang akan membuat kita semakin berkembang.”
Kisah perjuangan Bu Shadrina hanyalah satu dari banyak kisah inspiratif dari para akademisi yang berusaha mengukir prestasi di dunia ilmiah. Meski perjalanan menuju penerbitan jurnal Scopus Q2 penuh tantangan, keberhasilan yang diraih menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan ketekunan, tidak ada yang tidak mungkin.