Jember, 03 Juni 2025 – Institut Teknologi dan Sains Mandala Jember menggelar acara International Benchmarking Curriculum – dalam rangka peninjauan kurikulum Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Sains, Teknologi dan Industri – menggandeng Prof. Halimin Herjanto, Ph.D., dari Marymount University, USA. Beliau adalah pakar pemasaran dan perilaku konsumen dengan rekam jejak global di Selandia Baru, Jepang, dan Indonesia. Prof. Halimin menyoroti pentingnya transformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia menuju model kurikulum Outcome-Based Education (OBE) yang telah lama diterapkan di universitas-universitas internasional, terutama di Amerika Serikat.
Dengan pengalaman lebih dari satu dekade dalam dunia akademik dan industri internasional, Prof. Halimin memulai presentasinya dengan perbandingan kurikulum antara Indonesia dan Amerika Serikat. Ia menggarisbawahi bahwa kurikulum di universitas liberal arts di Amerika Serikat lebih fleksibel dan menekankan pada pembelajaran lintas disiplin, berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia yang masih sangat terpaku pada struktur formal dan berorientasi isi.
“Universitas di luar negeri tidak hanya mendidik mahasiswa untuk tahu, tetapi juga untuk bisa berpikir dan bertindak,” jelas Prof. Halimin. “Kurikulum berbasis OBE menekankan hasil pembelajaran nyata, bukan hanya jumlah SKS.”
OBE atau Outcome-Based Education bukanlah sekadar pendekatan kurikulum, melainkan filosofi pendidikan yang berpusat pada capaian akhir mahasiswa. Menurut Prof. Halimin, dalam OBE, seluruh aktivitas pengajaran dirancang secara terbalik: dimulai dari menetapkan apa yang harus dicapai mahasiswa (learning outcomes), lalu menentukan metode pembelajaran, strategi pengajaran, dan sistem evaluasi yang relevan dan terukur.
“OBE memastikan mahasiswa tidak hanya lulus secara administratif, tapi juga memiliki kompetensi nyata yang dibutuhkan di dunia kerja,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pendekatan ini mendorong dosen dan institusi untuk merancang kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan zaman, sekaligus melatih mahasiswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan belajar secara mandiri.
Prof. Halimin memaparkan sejumlah keunggulan dari kurikulum OBE, antara lain:
- Hasil belajar yang jelas dan terarah, sehingga mahasiswa tahu apa yang harus mereka capai.
- Fokus pada penguasaan keterampilan praktis, bukan hafalan semata.
- Pembelajaran yang relevan dan kontekstual, selaras dengan kebutuhan dunia nyata.
- Evaluasi berkelanjutan dan tepat sasaran, sehingga mahasiswa dapat memperbaiki kesalahan secara langsung.
- Pembelajaran interaktif dan menyenangkan, dengan penekanan pada pengalaman langsung (hands-on learning).
- Fleksibilitas dalam metode pengajaran dan penilaian, memberikan ruang inovasi bagi dosen.
- Kemandirian mahasiswa dalam belajar, dengan tanggung jawab pribadi atas hasil yang ingin dicapai.
Pentingnya PLO dan SLO dalam Rancangan Kurikulum
Dalam kerangka OBE, Prof. Halimin menekankan pentingnya penyusunan Program Learning Outcomes (PLO) dan Student Learning Outcomes (SLO) sebagai tulang punggung kurikulum. PLO merupakan pernyataan umum yang menjelaskan kemampuan mahasiswa di akhir program studi, sementara SLO menjabarkan kemampuan spesifik yang harus dicapai pada setiap mata kuliah.
“Kedua komponen ini bukan hanya alat ukur keberhasilan mahasiswa, tapi juga alat refleksi bagi dosen dan institusi untuk terus memperbaiki kualitas pengajaran,” ujar Prof. Halimin.
Penerapan OBE tidak bisa dilakukan oleh dosen secara individual. Menurut Prof. Halimin, transformasi kurikulum ini memerlukan keterlibatan dari seluruh unsur kampus, mulai dari dosen, koordinator program studi, hingga dekan fakultas. Semua pihak harus memiliki pemahaman dan komitmen yang sama dalam mendesain kurikulum, merancang kegiatan pembelajaran, serta mengevaluasi capaian mahasiswa secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Dalam penutup presentasinya, Prof. Halimin menyampaikan pesan penting: “Jika kita ingin menghasilkan lulusan yang siap bersaing secara global, maka kita juga harus mengadopsi pendekatan global dalam pendidikan. OBE adalah jembatan menuju masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik, lebih relevan, dan lebih bermakna.”
Dengan semangat inovasi dan visi jangka panjang, paparan Prof. Halimin menjadi pengingat penting bagi institusi pendidikan tinggi di Indonesia – bahwa transformasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak di era kompetisi global.


