Ditulis : Siti Nur Wulandari
Institut Teknologi dan Sains Mandala membuka banyak sekali kesempatan kepada mahasiswa-mahasiswanya yang ingin mengembangkan bakat. Melalui bimbingan dosen-dosen yang berkompeten dibidangnya, sekelompok mahasiswa berhasil menyusun proposal PKM-K nya yang tanpa diduga lolos sampai tahap nasional dan langsung mendapat pendanaan.
Ketua kelompok tersebut mengatakan bahwa ia sangat antusias mengikuti PKM-K karena yakin bahwa program ini akan menjadi peluang besar bagi ia dan teman-temannya. Dibimbing oleh salah satu dosen ITSM yaitu Wiwik Fitria Ningsih, S.E., M.Ak. yang membuat semangat kelompok ini semakin membara. Disamping itu, Rhea Nadia yang dahulunya merupakan lulusan dari Sekolah Analis Kesehatan pernah mengikuti praktek pembuatan resin, yang kemudiaan muncul-lah sebuah ide untuk membuat proposal dengan judul Resin Ramah Lingkungan untuk Green Lifestyle.
Mengingat bahan yang digunakan mudah dicari dan minim resiko serta produk yang dihasilkan berupa gelas masih belum ada dipasaran akan menarik minat konsumen. Selain itu, konsumen juga dapat memesan desain sesuai keinginan sehingga profit yang diperolehpun tinggi. Keunggulan lainnya yaitu produk ini diciptakan untuk mendukung green lifestyle dan ekonomi hijau. Namun, pemilihan tim dari kampus secara acak menjadi tantangan yang harus mereka hadapi dalam menggapai tujuan, karena pada dasarnya mereka belum mengenal satu sama lain. Perbedaaan prodi dan angkatan yang mereka tempuh juga membuat tim ini membutuhkan proses beradaptasi dalam menjalin suatu relasi yang bisa mencapai goal bersama masih tergolong sulit.
Memberanikan diri untuk bersosialisasi dengan anggota tim, berdiskusi serta bertukar pendapat lalu menyatukan suatu visi misi mereka lakukan dengan penuh pengorbanan. Pasalnya, bukan hanya waktu saja yang mereka luangkan tetapi tenaga, kekompakan, dan keuletan juga mereka korban. Menghilangkan rasa malu dan sungkan untuk bertegur sapa demi suatu kewajiban dalam menyusun propopsal PKM-K bersama.
Berdiskusi melalui jejaring sosial menjadi sarana efektif ketika tidak ada waktu untuk bertemu, membuat jadwal kegiatan mulai dari persiapan tim, pembelian bahan baku, pelatihan pembuatan kerajinan, menjalankan usaha, promosi dan pemasaran hingga evaluasi tim dalam kegiatan sudah mereka atur sedemikian rupa beserta pembagian tugas masing-masing anggotanya.
Sempat ragu karena banyaknya pesaing dari kampus ITSM sendiri maupun kampus lain yang juga ikut berkompetisi. Namun, dengan kerjasama tim dan pemilihan judul yang dirasa unik dapat meyakinkan bahwa proposal yang mereka susun akan membuahkan hasil. Ketekunan, kreatifitas, dan berpositif thingking merupakan kunci dari keberhasilan mereka.
Berdoa setelah berikhtiar dan selalu berpikir positif bahwa apa yang mereka lakukan akan mendapat hikmah menjadi tips yang luar biasa untuk meraih kemenangan. Kesempatan yang sama tidak datang dua kali, ketika mereka berani memulai maka mereka harus siap dengan kosekuensi yang akan diterima. Baik atau buruknya suatu hasil tetap akan mereka syukuri, berani mencoba lebih baik daripada hanya duduk diam saja. Pembuktian dengan keberhasilan telah mereka raih dengan susah payah kini menjadi ladang rejeki untuk mereka dan motivasi bagi kita yang ingin selangkah lebih maju dan berani bergerak.